Thursday, November 27, 2014

Halusinasi

Halusinasi adalah gangguan jiwa dimana klien men galami perubahan respon sensorik persepsi,merasakan sensasi palsu berupa suara,penglihatan,pengecapan perabaan atau penghiduan. Klien merassa stimulus yang tidak ada ( damaiyanti 2008)

Halusinasi adalah persepsi yang tanpa dijumpai adanya rangsangan dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal halusinasi sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan mental penderita yang tersepsi ( yosep 2010)

Halusinasi adalah perubahan dalam jumlah atau pola stimulus yang datang dsertai gangguan respon yang kurang berlebihan atau distorsi terhadap stimulus tersebut (nanda - 2012)

A.Psikodinamika
1.Etiologi
Menurut Ann Isaacs (2007) halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizofrenia, depresi atau keadaan psiko lainnya seperti:
a.Halusinasi dapat terjadi akibat keabnormalan perkembangan syaraf.
b.Halusinasi dapat terjadi akibat efek samping dari pengobatan (anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasi, anti biotik dan pemberian obat-obatan halusinogenik).
c.Halusinasi terjadi pada saat keabnormalan struktur otak yang meliputi pembesaran ventrikel, penurunan aliran darah kortikal dan atrofi serebri.
d.Halusinasi terjadi karena proses psikososial dan lingkungan yang dipengaruhi dari keluarga, perkembangan, sosial ekonomi.

2.Proses Perjalanan Penyakit
Abnormalitas otak yang menyebabkan respoan neurobiologik yang maladaptif karena adanya lesi pada area frontal, temporal dan limbic. Sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan pada otak dan ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotrasmiter lainnya.

3.Macam-macam halusinasi 
a.Halusinasi Pendengaran (Auditorik)
Klien mendengar suara-suara yang membicarakan, mengejek, mengancam dirinya padahal tidak ada suara disekitarnya.
b.Halusinasi Penglihatan (visual)
Klien merasa melihat pemandangan, orang, binatang, atau sesuatu yang tidak ada objeknya.

c.Halusinasi Penciuman
Klien sering mencium bau-bauan seperti bunga, bau kemenyan, bau mayat dan sebagainya yanga tidak ada sumbernya.
d.Halusinasi Pengecapan
Klien merasa mengecap Sesuatu dimulutnya, padahal tidak ada sesuatu       dimulutnya.
e.Halusinasi Peraba (Taktil)
Klien merasa ada binatang yang merayap pada kulitnya atau ada orang yang memukulnya.

4.Tahap-tahap Halusinasi
a.Tahap I: Memberikan rasa nyaman
Tingkat kecemasan sedang, halusinasi merupakan sesuatu yang menyenangkan.
Karakteristik: mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalahdan ketakutan untuk mencoba berfokus pada penenangan pikiran untuk mengurangi ansietasnya, individu mengetahui bahwa pikiran dan sensori yang dialami tersebut dapat dikendalikan jika ansietasnya dapat diatasi.
b.Tahap II: Menyalahkan
Tingkat kecemasan berat, menyebabkan rasa antipati.
Karakteristik: pengalaman sensori menakutkan, mulai merasa kehilangan kendali, merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut sehingga klien menarik diri dari orang lain.
c.Tahap III: Mengendalikan
Tingkat kecemasan berat, pengalaman sensori tidak dapat ditolak lagi. Karakteristik: klien menyerah dan menerima halusinasinya, isi halusinasi menjadi aktifitas dan merasa kesepian bila pengalaman sensori tidak ada.
d.Tahap IV: Menguasai
Tingkat kecemasan panik, secara umum diatur dan dipengaruhi oleh halusinasi. Karakteristik: pengalaman sensori menjadi mengancam, halusinasi dapat berlangsung selama beberapa jam atau hari.

5.Komplikasi
a.Isolasi Sosial  
Klien menghindar dari orang lain karena tidak peka terhadap sesuatu yang tidak nyata.
b.Prilaku Kekerasan
Muncul prilaku untuk menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang diakibatkan dari persepsi sensori yang tidak nyata tanpa adanya stimulus eksternal.

c.Defisit Perawatan Diri 
Klien tidak memperhatikan personal hygiene karena hanya berfokus pada       halusinasinya.