Sunday, February 1, 2015

TEORI BELAJAR MENURUT NATIVISME, EMPIRISME DAN KONVERGENS

                        TEORI BELAJAR MENURUT NATIVISME, EMPIRISME
                                                      DAN KONVERGENSI


A.    Pengertian dan Faktor Perkembangan Manusia Menurut Teori Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi
1.      Teori Nativisme
Nativisme merupakan kata dasar dari bahasa Latin, “natus” yang artinya lahir atau “nativus” yang mempunyai arti kelahiran (pembawaan). Nativisme merupakan sebuah doktrin yang berpengaruh besar terhadap teori pemikiran psikologis. Teori nativisme ini dipelopori oleh  Arthur Schopenhauer (1788-1860), seorang filosof Jerman.
 ini  mengemukakan bahwa perkembangan manusia itu  telah ditentukan  oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (faktor pembawaan) baik karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang ditakdirkan demikian.
Pembawaan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Manakala pembawaannya itu baik, baik pula anak itu kelak. Begitu pula sebaliknya, andaikata anak itu berpembawaan buruk, buruk pula pada masa pendewasaannya.
Potensi-potensi yang dimiliki seseorang adalah potensi hereditas (bawaan) bukan potensi pendidikan. Pendidikan dan sama sekali tidak berpengaruh terhadap perkembangan  manusia. Teori ini juga termasuk dalam filsafat idealisme yang mengemukakan bahwa perkembangan seorang hanya ditentukan oleh keturunan yaitu faktor alam yang bersifat kodrati.
Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Pendidikan dan lingkungan tidak berpengaruh sama sekali dan tidak berkuasa dalam perkembangan seorang anak. Dalam ilmu pendidikan teori nativisme ini dikenal sebagai pandangan pesemisme paedagogis. Teori ini disebut pula dengan Biologisme, karena mementingkan kehidupan individu saja, tanpa memperhatikan pengaruh-pengaruh dari luar. Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh:
a.      Faktor genetik (keturunan)
b.      Faktor Kemampuan (bakat)
c.      Faktor Pertumbuhan
2.      Teori Empirisme
Nama asli teori ini adalah “The school of British Empiricism” (teori empirisme Inggris). Pelopor teori ini adalah John Locke (1632-1704). teori ini mengemukakan bahwa manusia dilahirkan seperti kertas kosong (putih) yang belum ditulis (teori tabularasa). Jadi sejak dilahirkan anak itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa dan anak dibentuk sekehendak pendidiknya. Disini kekuatan apa pada pendidik, pendidikan dan lingkungannya yang berkuasa atas pembentukan anak.
Teori empirisme ini merupakan kebalikan dari teori nativisme karena menganggap bahwa potensi atau pembawaan yang dimiliki seseorang itu sama sekali tidak ada pengaruhnya dalam upaya pendidikan. Semuanya ditentukan oleh faktor lingkungan yaitu pendidikan. Teori ini disebut juga dengan Sosiologisme, karena sepenuhnya mementingkan atau menekankan pengaruh dari luar. Dalam ilmu pendidikan teori ini dikenal sebagai pandangan optimisme paedagogis.
3.      Teori  Konvergensi
Teori ini pada intinya merupakan perpaduan antara pandangan nativisme dan empirisme, yang keduanya dipandang sangat berat sebelah. Tokoh utama teori konvergensi adalah Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof sekaligus sebagai psikolog Jerman.
Teori ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman (lingkungan). Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
Perkembangan yang sehat akan berkembang jika kombinsai dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan dan potensialitas kodrati seseorang bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuannya. Dan kondisi sosial menjadi sangat tidak sehat apabila segala pengaruh lingkungan merusak, bahkan melumpuhkan potensi psiko-fisiknya.
Dengan demikian, keadaan ini dapat dinyatakan bahwa faktor pembawaan maupun pengaruh lingkungan yang berdiri sendiri tidak dapat menentukan secara mutlak dan bukan satu-satunya faktor yang menentukan pribadi atau struktur kejiwaan seseorang.
B.     Tujuan Teori Nativisme, Empirisme dan konvergensi dalam proses pembelajaran
Tujuan teori Nativisme, yaitu:
1.      Mampu memunculkan bakat yang dimiliki
2.      Mendorong seseorang mewujudkan diri yang berkompetensi
3.      Mendorong seseorang dalam menetukan pilihan
4.      Mendorong seseorang untuk mengembangkan potensi dari dalam dirinya
5.      Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki
Tujuan teori Empirisme, yaitu:
1.      Sebagai faktor penentu bagi perkembangan seseorang yang bersumber dari berbagai sistem pendidikan.
2.      Mendorong seseorang dalam penguasaan terhadap bidang pengetahuan,
3.      Agar pendidikan seseorang menjadi relevan dan paling efektif yang  berorientasi pada pemberdayaan pendidikan dan pengalaman anak-didik itu sendiri.
Sedangkan tujuan teori belajar konvergensi adalah gabungan antara tujuan teori nativisme dan tujuan dari teori empirisme.
C.    Aplikasi dalam kehidupan
Berdasarkan teori nativisme, untuk mendukung teori tersebut di era sekarang banyak dibuka pelatiahan dan kursus untuk pengembangan bakat sehingga bakat yang dibawa sejak lahir itu dilatih dan dikembangkan agar setiap individu manusia mampu mengolah potensi diri. Sehingga potensi yang ada dalam diri manusia tidak sia-sia kerena tidak dikembangkan, dilatih dan dimunculkan.
Sedangkan yang terjadi dari realisasi paradigma empirisme, salah satunya adalah munculnya reduksi terus-terusan atau bahkan penghilangan dimensi dan peranan internal dalam proses pendidikan. Berpijak dari pandangan bahwa faktor ekstern manusia, merupakan faktor penentu, maka upaya yang dilaksanakan akan terus-terusan berorientasi pada pemberdayaan aspek luar diri manusia itu sendiri. Reduksi dan bahkan penghilangan dimensi dan peranan internal manusia, justru akan mendorong dan mengarahkan manusia yang menjadi anak-didik ke arah “sekularisasi” kehidupan dari aspek-aspek rohani, terutama naluri keagamaan.
Dari bermacam-macam istilah teori perkembangan seperti tersebut di atas, teori konvergensi  merupakan teori yang dapat diterima oleh para ahli pada umumnya. Sehingga teori ini merupakan salah satu hukum perkembangan individu di samping adanya hukum-hukum perkembangan yang lain.
Jadi, baik faktor pembawaan (gen) dan lingkungan itu diperlukan bagi seseorang meski hanya sekedar ada di dunia. Faktor bawaan dan lingkungan bekerja sama untuk menghasilkan kecerdasan temperamen, tinggi badan, berat badan, kecakapan membaca, dan sebagainya. Tanpa gen, tidak akan ada perkembangan, tanpa lingkungan tidak ada pula perkembangan karena pengaruh lingkungan tergantung pada karakteristik genetik bawaan, jadi dapat kita katakan bahwa ke-2 faktor di atas saling berinteraksi.

PESIKOLOGI PENDIDIKAN

PESIKOLOGI PENDIDIKAN
Pengertian Psikologi
 Istilah Psikologi berasal dari kata psychologie (Bahasa Belanda, dibaca psikolokhi) atau psychology (Bahasa Inggris, dibaca saikoloji). Istilah psikologi merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Yunani (Greek),psyche yang berarti jiwa, sedangkan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa.
Pengertian Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan “me” sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan dan  pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Landasan Psikologi Pendidikan

Landasan psikologi pendidikan adalah studi atau ilmu yang mempelajari penerapan dasar dan prinsip-prinsip, metode, teknik dan pendekatan psikologis untuk memahami dam memecahkan masalah-masalah dalam pendidikan. Situasi pendidikan yang menjadi objek utama pengkajian landasan psikologi pendidikan , berintikan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan para peserta didik, dengan segala aspek-aspek pendukung dari berbagai factor psikologis dan sarana fasilitas tertentu yang berlangsung dalam proses pendidikan.
Tujuan Landasan Psikologi Pendidikan

Telah dijelaskan di atas bahwa inti dari pendidikan adalah interaksi antara guru dengan siswa. Dalam interaksi pendidikan, guru memberikan perkembangan sejumlah bahan ajaran atau latihan melalui penggunaan metode tertentu dan dengan dukungan buku sumber dan alat-alat bantu pelajaran tertentu pula. Penyiapan bahan ajaran,  bahan latihan, pemilihan metode, sumber dan alat-alat bantu pelajaran serta penciptaan interaksi belajar-mengajar, hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa yang akan menerimanya atau mempelajarinya.
Psikologi Pendidikan
Definisi Psikologi Pendidikan  menurut Arthur S. Reber (1988) seorang guru besar psikologi pada Brooklyn College, University of New York City, University of British Columbia Canada dan University of Innsbruck Australia. Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu Psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut:
Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
Pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif.
Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Kesimpulan
Psikologi pendidikan pada dasarnya adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti dan  membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah laku belajar (peserta didik), tingkah laku mengajar (pendidik), dan tingkah laku belajar-mengajar yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar.
Landasan Psikologi pendidikan merupakan dasar landasan dalam proses pendidikan yang membahas dan mengkaji tentang karakteristik dan perilaku manusia serta gejala-gejala yang terjadi pada aspek pribadi manusia (faktor psikologis) pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Proses pendidikan yang berlandaskan pada situasi psikologis peserta didik dan pendidik sangat berkaitan dengan perkembangan karakter peserta didik, cara bepikir, menjadikan informasi penting bagi pendidik dalam keberhasilan  proses belajar mengajar.

Contoh RKP-Desa



    PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU
KECAMATAN SUKOHARJO
DESA PANDANSARI
Jl. Raya Pekon Pandansari Kecamatan Sukoharjo Kode Pos 35374
   


KEPUTUSAN KEPALA DESA PANDANSARI
KECAMATAN SUKOH`ARJO KABUPATEN PRINGSEWU
Nomor : 06 Tahun 2013
TENTANG
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP-Desa)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA PANDANSARI,

Menimbang :a.  Bahwa Pemerintah Desa wajib menyusun dokumen perencanaan pembangunan desa berupa rencana kerja pembangunan desa (RKP-Desa) yang merupakan penjabaran rencana pembangunan jangka menengah desa;
b.      Bahwa RKP-Desa dilakukan melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbang Desa ) setiap tahun berdasarkan RPJM-Desa dan dikukuhkan secara resmi dengan Keputusan Kepala Desa ;
c.       Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b diatas, perlu menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang RKP-Desa.
Mengingat : 1.  Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa
2.         Peraturan Dalam Negri Nomor 5 Tahun 2007, tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan
3.         Peraturan Dalam negri Nomor 7 Tahun 2007, tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat
4.         Peraturan Dalam negri Nomor 12 Tahun 2007, tentang Pedoman Pedoman Penyusuna dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan
5.         Peraturan Dalam negri Nomor 66 Tahun 2007, tentang Perencanaan Pembangunan Desa
6.         Peraturan Dalam negri Nomor 67 Tahun 2007, tentang Pendataan Pprogram Pembangunan Desa
7.         Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 02 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RP JMDes)
MEMUTUSKAN :

Menetapkan         :
Pertama          :    Melaksanakan musyawarah Perencanaan Pembangunan desa dalam menyusun RKP-Desa dan melaporkan kepada Bupati melalui Kecamatan.
Kedua             :     RKP-Desa disusun berdasarkan RPJM-Desa 5 (lima) tahunan melalui
forum Musrenbang-Desa.
Ketiga          :    Berita acara RKP-Desa ditandatangani oleh Pemerintah Desa dan LPMD atau  dengan sebutan lain sebagai  koordinator penyusunan RKP-Desa.
Keempat         :       RKP-Desa merupakan bahan baku rencana kegiatan pembangunan
di Desa untuk/wajib diusulkan ke RKP-Daerah.
Kelima          :      Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di           : Pandansari
Pada Tanggal           :  Januari 2013

KEPALA DESA PANDANSARI,



Dasikin, BA

Lampiran I     :  KEPUTUSAN KEPALA PEKON PANDANSARI
Nomor            :    Tahun 2013
Tanggal         :     Januari 2013
Tentang     :  RENCANA KERJA PEMBANGUNAN PEKON (RKP Pek) TAHUN         2013

BAB  I

PENDAHULUAN


1.1.            LATAR  BELAKANG

Bahwa berdasarkan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan pengganti Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, Desa atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah yuridis, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal – usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem Pemerintah Nasional dan berada di Kabupaten, sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Landasan Pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Berdasarkan pola pemikiran dimaksud, dimana bahwa desa berwenang mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal – usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem Pemerintah Nasional dan berada di Kabupaten/Kota, maka sebuah desa diharuskan mempunyai perencanaan yang matang berdasarkan partisipasi dan transparansi serta demokratisasi yang berkembang di desa, maka desa harus mempunyai  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan Dokumen  Rencana Kerja Pembangunan  Desa (RKP Desa)  atau Rencana Pembangunan Tahunan Desa (RKP Desa)

RP JM Pekon Pandansari ini merupakan rencana strategis Pekon Pandansari untuk mencapai tujuan dan cita-cita desa, RPJM Desa tersebut nantinya akan menjadi dokumen perencanaan yang akan menyesuaikan perencanaan tingkat Kabupaten. Spirit ini apabila dapat dilaksanakan dengan baik maka kita akan memiliki sebuah perencanaan pembangunan yang lebih sesuai dengan perinsip-perinsip Pemerintah yang baik (Good Govement)seperti Partisipasif, Transparan dan akuntabilitas
1.2.            LANDASAN HUKUM.
1.      UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN);
2.      UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3.      Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;
4.       Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 tahun 2007 tentang Perencanaan pembangunan desa;
5.      Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
6.      Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat;
7.      Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan;
8.      Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;
9.      Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007 tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan;
10.  Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
11.  Surat Kementrian Dalam Negri No 414.2/1408/PMD tanggal 31 Maret 2010 perihal Juknis Perencanaan Pembangunan Desa
12.  Inpres Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Pembangunan Yang Berkeadilan

1.3.            MAKSUD DAN TUJUAN
a.       Maksud Penyusunan RPJMDes
Maksud diadakannya penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) adalah:
1.      Menjabarkan Visi dan Misi, dan Program pemerintah desa dalam kurun waktulima tahun dalam melaksanakan proses pembangunan
2.      Denagn dilakukannya UU Otonomi Daerah diharapkan dalam melakukan proses pembangunan di desa bisa di preoritaskan sesuai dengan kondisi serta potensi yang dimiliki desa setempat.
3.      Memberikan kesempatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan yang dilaksanakan di desa yang diharapkan bisa menekan terjadinya penyimpangan dalam proses pelaksanaannya
b.      Tujuan Penyusunan RPJMDes
Adapun tujuan diadakanya penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dsa (RPJMDes) adalah:
1.      Membuat suatu dokumen perencanaan pembangunan yang memberikan arah kebijakan keuangan desa, strategi pembangunan desa,sasaran-sasaran strategis yang ingin dicapai selama Lima tahun kedepan
2.      Memberikan arahan mengenai kebijakan umum dan program pembangunan desa selam lima tahun kedepan
3.      Menjadi landasan bagi penyusunan usulan program desa yang akan dibiyayai oleh APMDs, APBD Kabupaten, APBD Propinsi serta APBN
4.      Sebagai bahan evaluasi serta refleksi pembangunan yang akan datang
5.      Sebagai media informasi dan juga pengukuran kinerja pemerintah desa terkait capaian-capaian pembangunan dalam kurun waktu lima tahun kedepan
1.4    VISI  DAN MISI

Visi dan Misi

Visi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan Visi Desa Pandansari ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di Desa Pandansari seperti pemerintah desa, BPD, tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga masyarakat desa dan masyarakat desa pada umumnya. Pertimbangan kondisi eksternal di desa seperti satuan kerja wilayah pembangunan di Kecamatan. Maka berdasarkan pertimbangan di atas Visi Desa Pandansari adalah  :

“KEBERSAMAAN DALAM MEMBANGUN DEMI PEKON PANDANSARI YANG LEBIH MAJU “





Misi

Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar tercapainya visi desa tersebut. Visi berada di atas misi. Pernyataan visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di operasionalkan/dikerjakan. Sebagaimana penyusunan visi, misipun dalam penyusunannya menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa Pandansari, sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa Pandansari adalah:

1.      Bersama Masyarakat memperkuat kelembagaan desa yanga ada
2.      Bersama masyarakat dan kelembagaan desa menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan yang partisipatif
3.      Bersama masyarakat dan lembaga desa dalam mewujudkan Pekon Pandansari yang aman, tentram dan damai
4.      Bersama masyarakat dan lembagaan desa memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat



















BAB II

ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA TAHUN 2013

Keuangan Desa merupakan semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. Pengelolaan keuangan desa merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan desa. Agar pengelolaan keuangan desa lebih mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan masyarakat dan sesuai peraturan perundanganundangan, maka harus dikelola secara transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
Agar kebijakan pengelolaan keuangan desa sesuai amanah peraturan perundang-undangan yang berlaku, salah satunya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa  dan mencerminkan keberpihakan terhadap kebutuhan riil masyarakat, setiap tahunnya Pemerintah Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa menetapkan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) secara partisipatif dan transparan dengan proses penyusunannya dimulai dari lokakarya desa, konsultasi publik dan rapat umum BPD untuk penetapannya. APBDesa didalamnya memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang pengelolaannya dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun bersangkutan.
A.     PENDAPATAN
Pendapatan desa sebagaimana meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Perkiraan pendapatan desa disusun berdasarkan asumsi realisasi pendapatan desa tahun sebelumnya dengan perkiraan peningkatan berdasarkan potensi yang menjadi sumber Pendapatan Asli Desa, Bagi Hasil, Bagian Dana Perimbangan, Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten, Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga.
Asumsi pendapatan Desa Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp.252.108.000,- (dua ratus lima puluh dua seratus delapan ribu rupiah) yang bersumber dari :



Kode
Anggaran   
URAIAN   
VOL   
SAT    JUMLAH
(Rp)      
1    2    3    4    6      
1    PENERIMAAN                  
1.1    Pendapatan asli Pekon            252.108.000      
1.1.01    Hasil Usaha Pekon            14.000.000      
1.1.02    Swadaya dan Partisipasi Masyarakat            5.500.000      
1.1.03    Penyisihan Dana Swadaya Masyarakat            2.500.000      
1.1.04    Kutipan biaya adm. Atas hak tanah dan bangunan            1.500.000      
1.1.05    Pengantar sertifikasi kepemilikan tanah dan bangunan    50    Srt/th    750.000      
1.1.06      Pengantar akta hibah/jual beli/waris tanah dan bangunan    75    Srt/th    750.000      
1.1.07    Kutipan biaya administrasi kependudukan catatan sipil            1.000.000      
1.1.08    Kutipan biaya administrasi lainya            858.000      
1.1.09    Penyisihan dana partisipasi masyarakat            750.000      
1.1.11    Bantuan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten             94.000.000      
1.1.13    Bantuan pemerintah provinsi            5.500.000      
1.1.14    Bantuan pemerintah kabupaten            100.000.000      
1.1.15    Bagian dari dana perimbangan pusat dan daerah            25.000.000   

B.    BELANJA
Belanja desa sebagaimana dimaksud meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 yang terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
Adapun asumsi Belanja Desa Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut :




KODE
ANGGARAN   
URAIAN   
VOL   
SAT    JUMLAH
(Rp)      
1    2    3    4    5      
2    PENGELUARAN            291.900.000      
2.1    Pengeluaran Rutin            16.301.000      
2.1.01    Belanja Pegawai            15.000.000      
2.1.02    Tunjangan Kepala Pekon (1 org x 12 bln)    12    1.500.000    180.500.000      
2.1.03    Tunjangan Perangkat Pekon (6 org x 12  bln)            9.500.000      
2.1.04    Tunjangan penghasilan anggota BHP (4 org x 12 bln)     12        2.000.000      
2.1.05    Belanja Barang            1.890.000      
2.1.06    Belanja barang alat tulis            450.000      
2.1.07    Belanja barang peralatan kantor            499.000      
2.1.08    Belanja peralatan dinas            1.849.000      
2.1.09    Belanja Dinas Perangkat Pekon (bantuan transportasi)             1.000.000      
2.1.10    Perjalanan dinas anggota BHP (bantuan transportasi)            450.000      
2.1.11    Dalam pekon(6 org/bln/keg)    6    25.000    200.000      
2.1.12    Dalam Kecamatan
(3 org/bln/keg)    3    30.000    199.000      
2.1.13    Belanja lainya            4.110.000      
2.1.14    Belanja Koran            900.000      
2.1.15    Belanja Bantuan Keuangan Pemerintah pekon            2.760.000      
2.1.16    Pembangunan kantor Pekon            15.000.000   



C.    PEMBIAYAAN
Pembiayaan desa sebagaimana dimaksud meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Namun demikian dalam RKP-Desa Tahun 2013 ini, Pemerintah Desa Pandansari belum dapat menyusun kebijakan pembiayaan mengingat belum disusunnya Pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa tahun anggaran 2012 sehingga belum dapat diasumsikan besaran Sisa Lebih Perhitungan Lebih Tahun Anggaran 2013 (SilPA).



BAB III
PRIORITAS PEMBANGUNAN DESA
Rumusan permasalahan yang cukup besar di tingkat desa, bukan semata-mata disebabkan oleh internal desa, melainkan juga disebabkan permasalahan makro baik di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi maupun pemerintah. Permasalahan yang terjadi akan semakin besar manakala tidak pernah dilakukan identifikasi permasalahan sesuai dengan sumber penyebab masalah beserta tingkat signifikasinya secara partisipatif. Dalam penyusunan RKP-Desa Tahun 2013 didasarkan pada 4 (empat) analisia sebagai berikut :
A.    BERDASARKAN EVALUASI PEMBANGUNAN TAHUN SEBELUMNYA
Evaluasi hasil pembangunan tahun sebelumnya dilakukan melalui analisa terhadap kesesuaian antara program dan kegiatan yang terdapat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) Tahun Anggaran 2012 dengan implementasi pelaksanaan pembangunan tahun 2012. Dari hasil analisa tersebut diperoleh beberapa catatan permasalahan sebagai berikut :
1. Kegiatan yang dibiayai oleh APBDesa
a. Keberhasilan
Pembangunan Fisik
1.      Terbangunnya aspal jalan arah purwodadi
2.      Terbangunnya Renovasi Balai Pekon
b. Kendala dan permasalahan
1.      Belum selesainya pembangunan jalan aspal arah desa pandansari dari 2000m hanya yang terealisasi 500m dan terkesan pembangunan jalan asal asalan.dengan dana APBD Tahun Anggaran 2013

B. BERDASARKSN RPJM-Des
         Berdasarkan Peraturan Desa Pandansari nomor 02 Tahun 2013 tentang RPJMDes Desa Pandansari pada tahun 2013 prioritas masalah yang harus diselesaikan adalah :
a).  Bidang Sarana Prasarana Fisik
1.    Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam berswadaya dan pemeliharaan bangunan
2.    Lokasi Pembangunan yang tidak merata sehingga menimbulkan kecemburuan sosial
3.    Pembangunan yang kurang berdasarkan pada skala prioritas tetapi masih berdasar  keinginan
4.    Masih terbatasnya dana pembangunan Pekon yang dikelola Pekon

b).  Bidang Ekonomi
1.    Belum adanya pengembangan terhadap potensi ekonomi Pekon
2.    Belum adanya pemasukan dana secara maksimal
3.    Terbatasnya dana untuk modal
4.    Belum adanya pendidikan ketrampilan bagi masyarakat

c).   Bidang Sosial Budaya
1.    Pembangunan Non Fisik / Moral yang masih terabaikan
2.    Belum optimalnya pengembangan budaya lokal Pekon

            d). Bidang Pemerintahan
1.    Terbatasnya Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan Pemerintahan
2.    Pelaku-pelaku pemerintahan belum secara jelas mengetahui tugas pokok dan fungsi
3.    Pelayanan masyarakat yang masih bersifat sentralistik
4.    Sistem pemerintahan ditingkat yang paling bawah (RT) belum dapat berjalan optimal

e).  Bidang Kesehatan
1.    Belum adanya tempat pelayanan kesehatan ( PKD ) yang memadai
2.    Pemanfaatan Posyandu yang belum optimal
3.    Kegiatan kader posyandu yang masih bersifat perjuangan dan masih tergantung pada petugas kesehatan
4.    Belum terbentuk lembaga pelayanan kesehatan masyarakat

f).    Bidang  Kelembagaan
1.    Masih rendahnya pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi dari kelembagaan Pekon
2.    Tingkat pertemuan / Rapat Koordinasi yang masih kurang
3.    Belum tersusunnya rencana kegiatan / program kerja
4.    Buku pedoman tentang kelembagaan yang kurang

g).  Bidang Kamtibmas
1.    Kegiatan masyarakat dalam Siskamling belum optimal
2.    Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam mentaati aturan
3.    Kurangnya kebersamaan dalam penanganan permasalahan

h).  Bidang Lingkungan Hidup
1.    Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan
2.    Belum tersedianya tempat pembuangan sampah yang memadai
3.    Pemanfaatan air bersih oleh masyarakat belum optimal
4.    Pelestarian lingkungan hidup yang masih kurang

i).    Bidang Partisipasi Masyarakat
1.    Partisipasi masyarakat dalam pertemuan masih kurang
2.    Kegiatan Gotong royong yang masih Kura
3.    Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam kegiatan sosial
j).    Bidang Pertanian
1.    Saluran irigasi yang belum tertata dengan baik
2.    Perkumpulan petani belum berjalan dengan baik
3.    Kekurangan air pada musim kemarau
4.    Lahan pertanian sawah tadah hujan
k).   Bidang Hukum
1.    Masih dijumpai pelanggaran terhadap peraturan yang ada
2.    Penegakan hukum yang masih kurang
3.    Alergi terhadap aparat penegak hukum

l).     Bidang Perindustrian dan Perdagangan
1.    Home Industri yang belum dikembangkan
2.    Kesulitan dan penambahan modal

m).  Bidang Pertanahan
1.    Masih rendahnya kesadaran masyarakat  dalam membuat hak milik / sertifikat
2.    Pemasangan tanda batas tanah yang kurang jelas
3.    Belum memahami kekuatan hukum sertifikat tanda kepemilikan

B.     BERDASARKAN PRIORITAS KEBIJAKAN SUPRA DESA
RKP-Desa sebagai satu kesatuan mekanisme perencanaan daerah dalam proses penyusunannya harus juga memperhatikan prioritas kebijakan pembangunan daerah, mulai dari evaluasi Renja Kecamatan dan ataupun hasil evaluasi pelaksanaan RKP Daerah tahun sebelumnya serta prioritas kebijakan daerah tahun berikutnya. Masukan ini mutlak diperlukan agar RKP-Desa benar-benar dapat mendorong terwujudnya visi-misi daerah secara menyeluruh.
Berdasarkan analisa kebijakan supra desa, maka pembangunan tahun 2013 diprioritaskan pada kegiatan-kegiatan yang secara efektif mampu mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui optimalisasi pembangunan sektor perekonomian rakyat.









BAB IV

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA
Prioritas kebijakan program pembangunan Desa Pandansari yang tersusun dalam RKP-Desa Tahun 2013 sepenuhnya didasarkan pada berbagai permasalahan sebagaimana tersebut dalam rumusan masalah. Sehingga diharapkan prioritas program pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2013 nantinya akan benar-benar berjalan secara efektif dan efisien untuk menanggulangi permasalahan di masyarakat, terutama upaya peningkatan keberpihakan pembangunan terhadap kebutuhan hak-hak dasar masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, pendapatan dan lain sebagainya. Dengan demikian arah dan kebijakan pembangunan desa secara langsung dapat berperan aktif menanggulangi kemiskinan pada tingkat desa.
Rumusan prioritas kebijakan program pembangunan Desa Pandansari secara rinci dikelompokkan sebagai berikut :
A.     PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN SKALA DESA
Prioritas program pembangunan skala desa merupakan program pembangunan yang sepenuhnya mampu dilaksanakan oleh desa. Kemampuan tersebut dapat diukur dari ketersediaan anggaran belanja desa, kewenangan desa dan secara teknis di lapangan, tersedianya sumber daya yang ada di desa.
Adapun program dan kegiatan pembangunan tersebut meliputi :

NO    BIDANG & KEGIATAN    LOKASI    VOL.      
1    PENGEMBANGAN WILAYAH              
1.1    SARANA PRASARANA              
1.1.1    Pembangunan perkerasan jalan telford
saru paket    Rw 01/Rt 01    1100m      
1.1.2    Pembangunan perkerasan jalan telford
saru paket    Rw 03/ Rt 05    900m      
1.1.3    Peningkatan mutu aspal jalan arah pekon
Purwodadi    Rw 04    1500m      
1.1.4    Peningkatan mutu aspal jalan arah pekon
pandansari selatan    Rw 01    1200m      
1.1.5    Pembangunan gapura makam    Rw 02/Rt 03    1 Unit      
1.1.6    Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP)              
2    PEMUDA, SOSIAL DAN BUDAYA              
2.1    PENDIDIKAN              
2.1.1    Pengadaan Guru TK    Sekolah TK, Rw 02/Rt 04    2 orang      
2.2    KETERAMPILAN              
2.2.1    Pengadaan Alat Keterampilan, pengerajin kayu    Rw 01 / Rt 01    1 Unit      
2.2.2    Mendatangkan tenaga pembimbing dan tenaga ahli    Desa    Ls      
2.3    SOSIAL              
2.3.1    Program Bedah Rumah    Desa    10 Unit      
3.3    PEMERINTAHAN              
3.3.1    Bantuan kesejahteraan bagi Kader Posyandu, PKK, Rt/Rw           

B.      BERDASARKAN RPJM-DESA
Berdasarkan Peraturan Desa Pandansari Nomor 02 Tahun 2013 tentang Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Panggungrejo Tahun 2013 prioritas masalah yang harus diselesaikan meliputi permasalahan sebagai berikut :
1.    Bidang Sarana Prasarana Fisik
a)    Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam berswadaya dan pemeliharaan     bangunan
b)    Lokasi Pembangunan yang tidak merata sehingga menimbulkan kecemburuan sosial
c)    Pembangunan yang kurang berdasarkan pada skala prioritas tetapi masih berdasar  keinginan
d)    Masih terbatasnya dana pembangunan Pekon yang dikelola Pekon

2.    Bidang Ekonomi
a)    Belum adanya pengembangan terhadap potensi ekonomi Pekon
b)    Belum adanya pemasukan dana secara maksimal
c)    Terbatasnya dana untuk modal
d)    Belum adanya pendidikan ketrampilan bagi masyarakat
3.    Bidang Sosial Budaya
a)    Pembangunan Non Fisik / Moral yang masih terabaikan
b)    Belum optimalnya pengembangan budaya lokal Pekon
4.    Bidang Kesehatan
a)    Belum adanya tempat pelayanan kesehatan ( PKD ) yang memadai
b)    Pemanfaatan Posyandu yang belum optimal
c)    Kegiatan kader posyandu yang masih bersifat perjuangan dan masih tergantung pada petugas kesehatan
d)    Belum terbentuk lembaga pelayanan kesehatan masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Desa Pandansari Nomor 06 Tahun 2013 tentang Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Pandansari Tahun 2013 prioritas masalah yang harus diselesaikan meliputi permasalahan sebagai berikut :
1.    Bidang Sarana Prasarana Fisik
a)    Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam berswadaya dan pemeliharaan     bangunan
b)    Lokasi Pembangunan yang tidak merata sehingga menimbulkan kecemburuan sosial
c)    Pembangunan yang kurang berdasarkan pada skala prioritas tetapi masih berdasar  keinginan
d)    Masih terbatasnya dana pembangunan Pekon yang dikelola Pekon
2.    Bidang Ekonomi
a)    Belum adanya pengembangan terhadap potensi ekonomi Pekon
b)    Belum adanya pemasukan dana secara maksimal
c)    Terbatasnya dana untuk modal
d)    Belum adanya pendidikan ketrampilan bagi masyarakat
e)    Belum adanya pembinaan dari pemerintah dalam kelompok usaha.
3.    Bidang Sosial Budaya
a)    Pembangunan Non Fisik / Moral yang masih terabaikan
b)    Belum optimalnya pengembangan budaya lokal Pekon
4.    Bidang Kesehatan
a)    Belum adanya tempat pelayanan kesehatan ( PKD ) yang memadai
b)    Pemanfaatan Posyandu yang belum optimal
c)    Kegiatan kader posyandu yang masih bersifat perjuangan dan masih tergantung pada petugas kesehatan
d)    Belum terbentuk lembaga pelayanan kesehatan masyarakat.






BAB V
PENUTUP
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan di tingkat desa pada dasarnya ditentukan oleh sejauh mana komitmen dan konsistensi pemerintahan desa dan masyarakat untuk saling bekerjasama membangun desa. Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan secara partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi akan lebih menjamin keberlangsungan pembangunan di desa. Sebaliknya permasalahan dan ketidakpercayaan satu sama lain akan mudah muncul manakala seluruh komunikasi dan ruang informasi bagi masyarakat tidak memadai.
Diharapkan proses penyusunan RKP-Desa yang benar-benar partisipatif dan berorientasi pada kebutuhan riil masyarakat ini akan mendorong percepatan pembangunan skala desa menuju kemandirian desa. Selain itu dengan akurasi kegiatan yang dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat, maka diharapkan dalam proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) dapat seluruhnya teranggarkan secara proporsional.
Demikian penyusunan RKP-Desa ini agar dapat menjadi acuan dan pedoman pelaksanaan pembangunan di Desa Pandansari Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013.
KEPALA DESA PANDANSARI
ttd
DASIKIN, BA





PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU
KECAMATAN SUKOHARHO
DESA PANDANSAR













RKP Des
(Rencana Kerja Pembangunan Desa)








PEMERINTAH DESA PANDANSARI KEC SUKOARJO KAB PRINGSEWU-LAMPUNG
TAHUN 2013

CONTOH PROPOSAL MASJID

PROPOSAL

PERMOHONAN BANTUAN PEMBANGUNAN
RENOFASI MASJID AL-MUNAWIIR
DESA PANDANSARI DUSUN 04
KECAMATAN SUKOHARJO

KABUPATEN PRINGSEWU






















PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU
KECAMATAN SUKOHARJO
DESA PANDANSARI DUSUN 4
TAHUN ANGGARAN 2013


PEMERINTAH DESA PANDANSARI DUSUN 4
KECAMATAN SUKOHARJO
KABUPATEN PRINGSEWU

Nomor        : 001/03/desa pandansari/2012
Lampiran    : Permohonan Bantuan pembangunan dan renofasi masjid

Kepada Yth.
Bupati Pringsewu
(KH.Sujadi Saddad)
di-
Tempat

Dengan hormat,

Berdasarkan hasil musyawarah tanggal 10 Desember 2012, kami warga Desa Pandansari Dusun 4 atau pengurusan masjid Al-Munawiir bersepakat untuk membangun dan merenovasi masjid Al-Munawiir, untuk itu kami mohon bantuan  demi lancarnya rencana pembangunan kami ini.


Rencana pembangunan dan renovasi Masjid Al-Munawiir tersebut berlokasi di Desa Pandansari Dusun 04 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu, dengan anggaran dana sebagai berikut:

Rp. 73.050.000,-        (Lima Puluh Dua Juta Rupiah)
Rp 6.000.000,-          Dana yang tersedia dari swadaya:
Rp



Demikian permohonan kami atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.



Seketaris                          Ketua Panitia
 


           Saiful Ansor     Ahmad Aspandi

    Mengetahui

   
Kepala Pekon     Pandansari                             Camat Sukoharjo




Dasikin, Ba                        Drs.M Dawam,M.Si   







PEMERINTAH DESA PANDANSARI DUSUN 4
KECAMATAN SUKOHARJO
KABUPATEN PRINGSEWU
PENDAHULUAN
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan Kehadirat Allah SWT  yang telah memberikan Taufiq,Hidayah,Inayyah serta Rahman dan RahimNYA sehingga kita senantiasa lancar dalam menunaikan kewajiban dan sukses dalam beraktifitas. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

Masjid adalah Rumah Allah SWT dan masjid merupakan tempat  Ibadah dimana setiap saat berkumpulnya umat islam dalam menunaikan  kewajiban melaksanakan sholat khususnya  berjamaah  dan beribadah lainya, dan masjid juga merupakan media dakwah dan syiar islam. Karena melalui masjid pulalah umat bisa melakukan aktifitas ibadah dan syiar Islam yang lebih efektif dan efisien untuk dilaksanakan umat agar senantiasa diwarnai oleh sikap hidup yang berlandaskan kebersamaan yang  Islami utamanya dalam hubungan dengan sesama manusia baik dalam rumah tangga, bermasyarakat dan berbangsa dan yang paling utama hubungan manusia dengan Allah SWT.

Jika ditilik dari manfaatnya masjid sangat besar dalam membentuk sikap dan pribadi yang senantiasa Taqwa,   sadar, sabar, dan senantiasa beribadah dan mendekatkan diri dengan Allah SWT. Masjid juga memberikan cukup besar perananya dalam turut memberikan tata nilai berkumpul dan bersama sama Insan lainya dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta kehidupan menyeluruh bukan untuk dunia saja tapi untuk menuju kehidupan setelah mati kelak.

Seringnya Umat berkumpul dan berinteraksi dan bertemu, bersatu dalam wadah masjid demi tujuan yang sama menuju ketaqwaan pada Allah SWT, akan membentuk persatuan dikalangan umat akan semakin kuat, rasa cinta kasih sayang dengan sesama akan semakin meningkat sehinggga akan membentuk jiwa jiwa yang berakhlak mulia serta menciptakan ketentraman dan kedamaian bukan hanya untuk umat islam sendiri tapi untuk semua manusia di muka Bumi ini.

PERMASALAHAN
Kondisi atap sudah tidak layak pakai
Tempat parkir kendaraan belum ada,sehinnga mengganggu kenyaman dalam beribadah

MAKSUD DAN TUJUAN
Pembangunan pengaspalan jalan ini bertujuan agar:
Mengupayakan tempat yang nyaman  yang bisa menampung / memadahi untuk jamaah agar bias menambah kekhusyu’an dalam melaksanakan sholat berjamaah serta unttuk menciptakan suasana masjid agar umat merasa  lebih  senang beribadah diimasjid dan nyaman berada didalamnya
mengadakan tempat parkir kendaraan supaya tidak mengganggu kekhusuan dalam menjalankan ibadah didalam masjid
renovasi Serambi masjid untuk kegiatan keagamaan / peringatan hari besar islam/sosial dan musyawarah.
Pembuatan pagar sebagai batas dengan tanah sebelahnya dan agar mengurangi longsornya tanah mengingat musim penghujan.
Pembuatan gapura sebagai petunjuk adanya tempat peribadahan bagi masyarakat mengingat jauhnya masjid dari jalan besar

DATA USULAN KEGIATAN
Nama Kegiatan    : Pembangunan dan Renovasi Masjid
Lokasi            : Desa Pandansari
Jumlah Dana        : Rp. 73.050.000,-
Sumber Dana        :
Suwadaya masyarakat desa Pandansari Dusun IV
Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Pringsewu

SUSUNAN PANITIA
Penasehat    : Dasikin, Ba        (Kepala Desa)
Ketua        : Ahmad Aspandi
Wakil Ketua    : Slamet Hanafi
Sekretaris    : Saiful Ansor
Bendahara    : Nur Samsi
Anggota    : Misdi
: Eki Meliansyah
  DLL.

RENCANA PENGGUNAAN ANGGARAN
Pembangunan serambi masjid(renovasi)
Genteng 4000biji @Rp 850,-                = Rp  3.400.000,-
Batu bata 20000biji @Rp 300,-            = Rp  6.000.000,-
Kayu 7kubik @ Rp 1.500.000,-            = Rp 10.500.000,-
Semen 80sak @Rp 65.000,-                = Rp   3.900.000,-
Paku 50kg@15.000,-                    = Rp      750.000,-
Pasir 8rit @500.000                    = Rp    4.000.000,-
Besi 100batang @Rp 40.000,-            = Rp     4.000.000,-
Batu split 8rit @Rp 250.000,-                = Rp     2.000.000,-
Jumlah    I                        = Rp   34.550.000,-
Pembuatan tempat parkir
Genteng 3000biji @Rp 850,-                = Rp 2.550.000,-
Batu bata 5000biji @Rp 300,-            = Rp 1.500.000,-
Kayu 2kubik @Rp 1.500.000,-            = Rp 3.000.000,-
Semen 10sak @Rp 65.000,-                = Rp    650.000,-
Pasir 2rit @Rp 500.000,-                =Rp  1.000.000,-
Besi 15batang @ Rp 40.000,-                = Rp    600.000,-
Batu split 2rit @Rp 250.000,-                = Rp    500.000,-
Jumlah    II                    = Rp  9.800.000,-
Pembuatan pagar dan Gapura
Batu bata 20.000 @Rp 300,-                = Rp 6.000.000,-   
Semen 40sak @Rp 65.000,-                = Rp 2.600.000,-
Pasir 4rit @Rp 500.000,-                = Rp 2.000.000,-
Besi 15batang @ Rp 40.000,-                = Rp    600.000,-
Batu split 2rit @Rp 250.000,-                = Rp    500.000,-
Jumlah    III                    = Rp 11.700.000,-
Tenaga kerja                         = Rp 12.000.000,-
Lain Lain                            = Rp  5.000.000,-
Jumlah IV                            = Rp 17.000.000,-
Jumlah Total
Jumlah    I                        = Rp 34.550.000,-
Jumlah    II                            = Rp   9.800.000,-
Jumlah    III                          = Rp 11.700.000,-
Jumlah IV                         = Rp 17.000.000,-
Jumlah                            = Rp 73.050.000,-

PENUTUP
Dengan mengharap karunia Tuhan Yang Maha Esa dan bantuan dari pemerintah Kabupaten Pringsewu kami percaya pembangunan ini akan berjalan dan bermanfaat sesuai yang direncanakan. Selanjutnya ucapan terima kasih kami sapaikan kepada Pemeritah Kabupaten Pringsewu dan semua pihak yang sudah berkenan membantu kami baik berupa material maupun non material. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberi petunjuk dan kekuatan agar kami dapat melanjutkan pembangunan Bangsa sesuai porsi dan kemampuan kita masing-masing.

PERDARAHAN DAN SYOK



  PERDARAHAN DAN SYOK

PERDARAHAN :

Terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa (trauma) atau penyakit.

Klasifikasi sumber perdarahan atau golongan perdarahan :

1. Perdarahan Nadi (arteri)

      - berasala dari pembuluh nadi

      - keluarnya memancar seirama denyut nadi

      - berwarna merah terang.

2. Perdarahan Balik (vena)

      - darah keluar mengalir

      - berwarna merah gelap

3. Perdarahan Rambut (kapiler)

      - darah keluar merembes

      - berwarna merah gelap.

JENIS PERDARAHAN

 1. Perdarahan luar :

Perdarahan yang tampak atau terlihat jelas keluar dari luka terbuka.

2. Perdarahan dalam :
 
Biasanya tak terlihat dan kulit tampak rusak, kadang-kadang terlihat dibawah permukaan kulit berupa memar.

PENANGANAN

 a. Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan :

      - gunakan APD

      - jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan

      - buang bahan yang telah ternoda

b. Mengendalikan perdarahan luar  :

      - tekan langsung ( 5-15 menit )

      - elevasi ( dilakukan bersamaan tekan langsung )

      - tekan pada titik tekan

      - cara lain yaitu imobilisasi dengan / tanpa bidai / torniket.

PERAWATAN PERDARAHAN

 1. Pada perdarahan besar :

      a. tutup langsung luka

      b. pertahankan dan tekan cukup kuat

      c. rawat luka setelah perdarahan terkendali.

2. Pada perdarahan ringan atau terkendali :

      a. gunakan tekanan langsung dengan penutup luka

      b. tekan sampai perdarahan terkendali

      c. jangan melepas penutup luka atau balutan pertama

3. Perdarahan dalam / curiga ada perdarahan dalam :

      a. baringkan dan istirahatkan penderita

      b. buka jalan nafas dan pertahankan

      c. perawatan syok jika ada

      d. periksa perkala pernafasan dan denyut nadi

      e. jangan beri makan dan minum

      f. rawat cedera lain

      g. beri oksigen dan rujuk 

 SYOK

 Dimana sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital.

 PENYEBAB

 1. kegagalan jantung memompa darah

 2. kehilangan darah dalam jumlah besar

 3. pelebaran pembuluh darah yang luas

 4. kekurangan cairan tubuh seperti diare dan luka bakar

 
TANDA

 a. Pernafasan                 : cepat dan dangkal

 b. Nadi                             : cepat dan lemah

 c. Kulit                              : pucat, dingin dan lembab

 d. Wajah                          : pucat, sianosis pada bibir, lidah dan telinga

 e. Mata                             : pandangan hampa dan pupil melebar

      

GEJALA

 a. Mual dan mungkin muntah

 b. Haus

 c. Lemah

 d. Pusing

 e. Gelisah dan takut mati

PENANGANAN SYOK

    Bawa penderita ke tempat teduh dan aman

    Tidurkan telentang, tungkai ditindihkan 20-30 cm

    Pakaian dilonggarkan

    Beri selimut ( jaga suhu tubuh korban jangan sampai kedinginan )

    Tenangkan penderita

    Pastikan jalan nafas dan pernafasan baik

    Kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya

    Beri oksigen sesuai protocol

    Jangan beri makan dan minum

    Periksa berkala tanda vital

    Rujuk ke fasilitas kesehatan

    Untuk kasus syok yang ringan dan selama pasien sadar serta masih mampu mengankat 

    gelas sendiri, minum dapat diberikan

    Namun untuk kasus syok yang parah, bilaman pasien dalam keadaan sadar. Ia dapat 

    dibasahi bibirnya dengan kain basah atau jari penolong

    Selimut jangan terlalu tebal, sehingga pasien akan merasa kepanasan.