DESAIN PENELITIAN
A.
Pendahuluan
1.
Pengertian Pendekatan dan Metode Penelitian
Meneliti semua penduduk yang ada disuatu Negara berarti kita
melaksanakan sensus. Kemudian meneliti sejumlah penduduk di Negara itu berarti
kita melakukan survai. Sensus dan survai adalah dua contoh ‘pendekatan
penelitian’.
Kajian kelompok kecil adalah kajian
mengenai sejumlah kecil orang, yang tidak memungkinkan kita memperlakukannya
sebagai wakil dari semua penduduk, karena hanya menyangkut sebagian kecil
orang.
Cara-cara yang dipilih untuk mengumpulkan data adalah :
a. Wawancara
b. Observasi
c. Angket
d. Tes
e. Alat perekam elektronik dan magnetic
2.
Kriteria dalam Memilih Pendekatan
Untuk memutuskan pendekatan mana yang akan dipilih perlu dipahami
terlebih dahulu tentang jawaban atas pertanyaan berikut ini
·
Apakah informasi yang kita
perlukan sudah tersedia ?
·
Mengapa kita memerlukan
informasi ?
·
Populasi seperti apa yang
hendak kita terangkan ?
·
Sumber daya apa sajakah yang
kita miliki dan dapat kita kerahkan ?
Secara garis besar ada dua tujuan yang ingin dipenuhi
pada saat merencanakan suatu penelitian :
·
Apakah peneliti akan atau tidak
akan melakukan generalisasi dari subjek yang akan diteliti ?
·
Apakan peneliti akan
menguraikan (describe) atau akan menerangkan
(explain) perilaku subjek penelitian peneliti.
B.
Desain Penelitian
1.
Pengertian Desain Penelitian
Desain penelitian dirancang untuk menjawab pertanyaan dan atau
menguji hipotesis penelitian. Perlu diingat bahwa desain penelitian adalah
sebuah rencana, sebuah garis besar tentang bagaimana peneliti akan memahai
bentuk hubungan antara variable yang ia teliti.
Desain penelitian tidak ubahnya sebagai kerangka ; dimana peneliti
akan menempatkan daging (variable) dan bagaimana pula ia akan menata system
aliran darah (hubungan antara variable)
2.
Jenis-Jenis Desain Penelitian
Ada empat jenis pendekatan penelitian, yakni :
·
Eksploratoris
·
Deskriptif
·
Korelasional
·
Eksperimental
Pendekatan terakhir yaitu korelasional dan telebih lagi
eksperimental mempunyai maksud yang lebih tinggi, yaitu menguji hipotesis.
Pendekatan korelasional memusatkan hipotesisnya pada ada tidaknya ‘hubungan’,
sedangkan pendekatan ekperimental memusatkan hipotesisnya pada ‘hubungan
kausal’.
3.
Menggambarkan Desain Penelitian
Adalah sulit untuk menunjukkan perbedaan yang jelas antara model dan
rancangan penelitian, meskipun keduanya tidak betul-betul sama. Desain
penelitian dapat kita tampilkan dalam tiga bentuk :
·
Bentuk rumus atau ekuasi
·
Bentuk skematik
·
Bentuk diagramatik atau
simbolik
4.
Menilai Sebuah Desain Penelitian
Ada dua kriteria untuk menilai validitas sebuah penelitian
ekperimental, yaitu internal dan eksternal ; setiap kriteria ini harus
diterapkan untuk menilai keampuhan sebuah desain penelitian. Validitas internal
adalah tuntunan paling mendasar bagi sebuah desain penelitian.
B.
Desain Penelitain Ekperimental
Control ekperimental dapat dinilai dari upaya peneliti
dalam hal :
·
Bagaimana ia melakukan random
assignment (penugasan acak) terhadap individu yang diteliti kedalam kelompok
yang akan dipertandingkan
·
Bagaimana peneliti memanipulasi
variable independen
·
Bagaimana dan kapan ia
melangsungkan pengukuran atau observasi terhadap variable dependen berlangsung
·
Kelompok mana yang diobservasi
atau diukur
1.
Desain Pra-Eksperimental (PE)
Ditandai oleh tidak adanya upaya peneliti untuk
menciptakan variable termanipulasi. Ciri keduanya adalah absennya upaya
peneliti untuk melakukan penugasan acak. Banyak hambatan praktis, birokratis
dan bahkan hambatan etis yang dihadapi peneliti, sehingga ia sulit bahkan tidak
mungkin untuk menciptakan variable termanipulasi, apalagi untuk melakukan
penugasan acak
a. Bentuk Desain PE
1. One-Shot Case Study
2. One-Group Pre-Test-Posttest Design
3. Static Group Comparison.
b. Bahaya Invaliditas
Jenis ancaman
terhadap validitas internal, adalah
1. Histori
2. Maturasi
3. Testing
4. Instruentasi
5. Regresi Statistical
6. Seleksi
7. Mortalitas Ekperimental
8. Interaksi Antar Factor
2.
Desain Ekperimental Sejati (ES)
Ada tiga jenis ES
akan dibahas salam uraian. Desain ES lebih unggul daripada desain PE, paling
tidak dengan dua alas an. Pertama, desain ES melibatkan setidaknya satu
kelompok pembanding. Kedua, ia menggunakan penugasan acak atau random
assignment, sebagai upaya untuk menyetarakan kelompok-kelompok pada awal
ekperimen.
a. Pre-Test-Posttest Control Group Design
b. Posstest-Only Control Group Design
c. Solomon Four-Group Design
3.
Desain Ekperimental Tidak Sungguhan (Eksperimental Kuas)
Desain eksperimental
kuasi (EK) dapat dipakai jika desain ES tidak fesibel. Dengan desain EK kita
dapat mengkontrol satu atau dua hal berikut :
·
Kapan Observasi Atau Pengukuran
Kita Lakukan
·
Kapan Perlakuan Atau Variable
Independen Akan Kita Perkenalkan
·
Kelompok Intak Mana Yang Akan
Mendapatkan Perlakuan
Menurut Campbell dan Stanley, tentang desain penelitian
eksperimental. Paling tidak ada tiga bentuk desain EK, yakni :
a.
Desain Tes Awal-Akhir (TAA)
·
Desain kelompok control tidak
setara (KKTS)
·
Desain tes awal-akhir dengan
sampel terpisah (TAAST)
Desain ini
menunjukkan : (1) dua jejer symbol R yang menunjukkan dua subkelompok yang
setara (2) satu sampel diukur sebelum perlakuan (3) kedua sampel
mendapatkan perlakuan, namun perlakuan
yang diterima oleh sekelompok I sama sekali tidak ada kaitannya dengan desain
(perhatikan X dalam tanda kurung) dan (4) subkelompok II diukur setelah
menerima perlakuan.
b.
Desain serial waktu (SW)
Desain ini dapat
dijagokan jika peneliti ingin menilai efek perlakuan terencana dan tidak
terencana (ex post facto).
·
Desain serial waktu kelompok
tunggal (SWKT)
·
Desain serial waktu kelompok
gpeneliti (SWKG)
Empat contoh desain
SWKG dimaksud
1. Desain SWKG dengan perlakuan tidak berkelanjutan
2. Desain SWKG dengan perlakuan dibalik tidak berkelanjutan
3. Desain SWKG dengan perlakuan tunggal tidak berkelanjutan
4. Desain SWKG dengan perlakuan tunggal berkelanjutan
No comments:
Post a Comment